Markov system adalah suatu system yang sedang mengalami suatu perbaikan dengan menggunakan metode markov
Metode Markov ini dapat diaplikasikan untuk sistem diskrit (discrete system)  atau pun sistem kontinyu (continuous system). Sistem diskrit adalah sistem yang  perubahan kondisinya (state) dapat diamati/terjadi secara diskrit. Sedangkan sistem kontinyu adalah sistem yang perubahan kondisi dan perilaku sistem  terjadi secara kontinyu. Penjelasan lebih detail tentang sistem diskrit dan sistem kontinyu ini akan diberikan pada sub bab berikutnya. 
 
Ada beberapa syarat agar metode Markov dapat diaplikasikan dalam evaluasi  keandalan sistem. Syarat-syarat tersebut adalah: 
 
(1) Sistem harus berkarakter lack of memory, dimana kondisi sistem dimasa mendatang tidak dipengaruhi (independent) oleh kondisi sebelumnya.  Artinya kondisi sistem saat evaluasi tidak dipengaruhi oleh kondisi  sebelumnya, kecuali kondisi sesaat sebelum kondisi saat ini. 
 
(2) Sistem harus stationery atau homogen, artinya perilaku sistem selalu  sama disepanjang waktu    atau peluang transisi sistem dari satu kondisi  ke kondisi lainnya akan selalu sama disepanjang waktu. Dengan demikian maka pendekatan Markov hanya dapat diaplikasikan untuk  sistem dengan laju kegagalan yang konstan. 
 
(3) State is identifiable. Kondisi yang dimungkinkan terjadi pada sistem  harus dapat diidentifikasi dengan jelas. Apakah sistem memiliki dua  kondisi (state) yakni kondisi beroperasi dan kondisi gagal, ataukah  sistem memeiliki 3 kondisi, yakni 100% sukses, 50% sukses dan 100%  gagal.
Kosep Pemodelan
sistem diwakili oleh dua kondisi (state) yang teridentifikasi, dan diberi nama kondisi 1 dan kondisi 2. Angka-angka yang terlihat pada gambar menunjukkan transition probability atau peluang transisi dari satu kondisi ke kondisi lainnya atau pun peluang tetap berada pada kondisi semula. Peluang transisi ini akan sama disepanjang waktu (stationery). Perhatikannlah kondisi yang pertama dan asumsikan bahwa sistem dimulai dari  kondisi ini dimana peluang transisi ke kondisi 2 adalah 0.5. Dengan demikian peluang tetap berada pada kondisi 1 adalah 1 - 0.5 = 0.5. Demikian juga bahwa peluang transisi dari kondisi 2 ke kondisi satu adalah 1/4. Dengan demikian peluang tetap berada pada kondisi 2 adalah 1 – 1/4 = 3/4. Kita lihat bahwa jumlah peluang transisi pada satu keadaan adalah 1 (unity).




Gambar ini mengasumsikan bahwa sistem berawal dari kondisi 1 dan transisi terjadi selama 4 interval waktu. Peluang masing-masing transisi juga terlihat pada gambar tersebut, yang nilainya konstan disepanjang interval. Peluang total dari masing-masing cabang pada event tree tersebut didapat dengan mengalikan semua peluang pada cabang tersebut. Diakhir, peluang total  apakah sistem berpindah dari kondisi 1 ke kondisi 2 atau tetap berada pada kondisi 1 setelah empat interval didapat dengan menjumlahkan semua peluang masing-masing cabang yang bersesuaian. Terlihat bahwa setelah empat interval peluang sistem berpindah dari kondisi 1 ke kondisi 2 adalah 85/128 dan peluang sistem berada pada kondisi satu adalah 43/128. (peluang total adalah 128/128 atau sama dengan 1)






Tabel diatas mengasumsikan bahwa sistem dimulai dari kondisi 1. Pada tiap time  interval jumlah probabilitas adalah sama dengan 1. Nilai probabilitas transisi dari  kondisi 1 ke kondisi 2 (kolom 3) atau probabilitas transisi tetap berada di kondisi 1 (kolom 2) berangsur-angsur menjadi konstan dengan bertambahnya time interval.